Cara Mengatasi Floating dalam Trading yang Relevan

Apa itu Floating Dalam Trading?

Dalam konteks trading, “floating” mengacu pada nilai keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan pada posisi terbuka. Ini berubah seiring perubahan harga pasar, dan akan menjadi keuntungan atau kerugian yang sebenarnya ketika posisi ditutup. Floating yang dalam Bahasa Inggris memiliki makna ‘mengambang’. Maknanya ini sejalan dengan posisi seorang trader atau investor saham yang sedang atau masih melakukan trading alias belum close atau eksekusi.

Saat seorang trader atau investor saham berada di posisi floating, maknanya trader tersebut belum tahu apakah akan mendapatkan imbal hasil (profit) atau kerugian (loss). Trader masih menunggu dan mengobservasi kondisi pasar saham, untuk kemudian memutuskan apakah akan melakukan pembelian (buy) atau penjualan (sell). Jadi, pada intinya posisi trader atau investor masih mengambang.

Apa itu Floating Profit?

Kondisi floating pada saat trading saham ada 2 tipenya, yakni floating profit dan floating lossFloating profit merujuk pada posisi trader atau investor saham yang masih mengambang, di mana dirinya belum mengeksekusi atau merealisasikan imbal hasil dari investasi saham yang dimilikinya. Imbal hasil baru akan diperoleh atau terealisasi jika sudah dilakukan close atau eksekusi.

Istilah floating profit disebut juga sebagai unrealized gain dalam dunia investasi. Pada dasarnya, trader atau investor sudah memiliki potensi memperoleh imbal hasil, namun hanya belum direalisasikan saja. Saat sudah dilakukan sell atau buy, barulah kemudian imbal hasil yang tadinya masih mengambang, jadi terealisasikan atau didapatkan.

Contoh simpel dari floating profit ini adalah saat Smart People membeli 1000 lembar saham dari perusahaan A dengan modal awal sebesar Rp2.000 per lembar, sehingga totalnya jadi 2 juta. Saat saham tersebut masih dikoleksi, ternyata terjadi kenaikan harga menjadi Rp2.500 per lembar saham. Pada kondisi tersebut, maknanya sudah terdapat floating profit sebesar Rp500 per lembar saham.

Apa itu Floating Loss?

Berkebalikan dengan floating profitfloating loss merupakan istilah yang menggambarkan posisi di mana seorang trader atau investor mengalami kerugian karena terjadi penurunan nilai dari saham dibandingkan dengan modal awal yang dikeluarkan untuk membelinya. Namun, kerugian belum sepenuhnya terjadi karena eksekusi baik dalam bentuk buy atau sell belum dilakukan.

Floating loss tidak serta-merta berarti kalau trader atau investor akan benar-benar mengalami kerugian. Pasalnya, saat kondisi sedang floating losstrader atau investor biasanya tidak melakukan eksekusi, karena melihat prospek saham yang bakal bagus di kemudian hari atau memiliki potensi untuk rebound. Alhasil, saham pun akan tetap dipertahankan.

Contoh simpel dari floating loss ini adalah saat Smart People membeli 1000 lembar saham dengan harga Rp3.000 per lembar saham. Setelah beberapa bulan, ternyata harga saham melemah menjadi Rp2.500 saja per lembar saham. Pada saat itulah, Smart People mengalami floating loss dengan potensi kerugian sebesar Rp500 per lembar saham jika dijual.

Cara Menghadapi Floating Profit atau Floating Loss?

Floating profit dan floating loss merupakan kondisi yang menjadi makanan sehari-hari bagi para trader atau investor. Makanya, trader atau investor saham perlu tahu apa tindakan yang tepat dilakukan di kondisi floating profit ataupun floating loss. Dengan mengambil tindakan yang tepat, maka akan bisa membantu menghindari kerugian hingga mendatangkan imbal hasil yang lebih besar.

Jika sekiranya Smart People berada di kondisi floating profit, ada 2 tindakan yang direkomendasikan untuk dilakukan. Pertama, jual sebagian saham pada saat itu juga, kemudian jual selebihnya pada hari perdagangan berikutnya. Sedangkan untuk tindakan yang kedua, tetap pertahankan atau hold saham untuk bisa mendapatkan imbal hasil maksimal dari saham tersebut.

Pada kondisi floating loss, juga ada 2 tindakan yang direkomendasikan. Pertama, Smart People bisa melakukan cut loss atau menjual saham guna menghindari kerugian yang lebih besar, disebabkan karena harga saham yang tidak memiliki potensi untuk naik lagi. Sedangkan yang kedua, tetap hold saham dengan keyakinan kalau harga saham akan kembali naik atau meningkat.

Baca Juga : Apa itu Pips Konsep Dasar Trading Forex 

Jadi Apa Solusi Untuk Terjebak dalam Float Minus saat Trading Forex?

Solusi praktis pertama adalah melakukan CL, juga disebut Cut Loss, yang bertujuan untuk mengurangi potensi kerugian dengan menutup order terbuka di posisi negatif, yang memungkinkan penghematan modal trading.Jika, menurut analisis kami, riwayat harga benar-benar berubah dan posisi yang kami buka tidak dapat dilampaui. Kemudian, beberapa jam atau hari kemudian, saat harga mendekati posisi yang kita buka, kita bisa menjalankan fungsi pengurangan kerugian.Misalnya; jika kita membeli OP untuk 1.234, maka harga turun menjadi 1200 hingga pasar tutup pada hari itu. Jadi, karena biasanya kita mengetahui bahwa harga akan membentuk konsep parabola, keesokan harinya, ketika harga mulai mendekati area 1230, kita harus segera menutup order beli dengan loss 4 suit. Setelah itu kita bisa menganalisa lagi dengan bebas dan tenang lalu memutuskan mau trading lagi atau menjadi yang pertama.

Solusi kedua adalah membiarkan float negatif asalkan kita memiliki modal atau ekuitas yang cukup untuk mengimbangi pergerakan harga negatif dan perdagangan bebas terjadi di akun kita.Jika kita mengizinkan minus, itu berarti kita tidak dapat berdagang secara otomatis sampai pesanan beli menghasilkan keuntungan. Sekarang kita tidak bisa mengetahui waktu, bisa berhari-hari, berminggu-minggu atau berbulan-bulan, itu sangat relatif.

Floating dalam forex mengacu pada nilai tukar mata uang yang dibiarkan berfluktuasi secara bebas di pasar valuta asing. Ketika suatu mata uang mengambang, nilai tukarnya ditentukan oleh penawaran dan permintaan mata uang tersebut di pasar.

Namun, nilai tukar mengambang juga dapat menyebabkan peningkatan volatilitas di pasar, karena nilai tukar dapat berfluktuasi secara signifikan dalam menanggapi peristiwa ekonomi atau politik. Hal ini dapat menyulitkan bisnis dan investor untuk merencanakan dan mengelola keuangan mereka, karena mereka dapat terpengaruh oleh perubahan nilai tukar yang tiba-tiba.

Untuk mengelola risiko yang terkait dengan nilai tukar Floating, banyak bisnis dan investor menggunakan strategi hedging. Hedging melibatkan pengambilan posisi di pasar yang mengimbangi potensi kerugian dari fluktuasi mata uang. Misalnya, bisnis yang mengimpor barang dari negara asing dapat menggunakan strategi lindung nilai untuk melindungi dari fluktuasi nilai tukar mata uang yang mereka gunakan untuk membayar barang.

Secara keseluruhan, nilai tukar Floating adalah fitur utama pasar valuta asing. Meskipun dapat memberikan fleksibilitas yang lebih besar dan memfasilitasi perdagangan internasional, mereka juga dapat menyebabkan peningkatan volatilitas dan risiko. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan dan investor untuk mengelola eksposur mereka terhadap fluktuasi mata uang dengan hati-hati untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan.

4 Cara Menghindari Floating Loss Saat Berinvestasi

Secara sistem, kondisi floating loss sebenarnya tidak dapat dihindari. Hal ini karena berkaitan dengan harga pasar yang selalu berubah-ubah. Namun, Anda dapat mengantisipasinya dengan mengikuti tips berinvestasi di bawah ini.

  1. Baca Laporan Keuangan Saham yang Ingin Dibeli

Wajib hukumnya untuk membaca laporan keuangan saham sebelum kamu memutuskan membelinya. Dari laporan ini kamu akan mengetahui performa perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Bacalah dengan teliti dari mulai laba, penjualan, modal, dan utang.

  1. Beli Saham yang Bidang Usahanya Naik

Sebaiknya kamu membeli saham dari industri yang bisa bertahan dalam berbagai kondisi ekonomi. Ketika kamu telah menentukan industrinya, sortir perusahaannya berdasarkan Price to Book Value (PBV). Pilih perusahaan yang memiliki PBV kecil, asetnya banyak, dan utangnya kecil.

  1. Beli Saham Saat Harga Rendah, Jual di Harga Tinggi

Saat akan berinvestasi, baik itu jangka panjang maupun pendek, sebaiknya kamu membeli saham dengan harga yang rendah. Jika kamu menemukan momen bagus saat melihat pasar, kamu bisa jual saham dengan harga yang lebih tinggi.

  1. Pasang Target Profit

Berinvestasilah dengan bijak layaknya kamu sedang menjalankan bisnis. Sebab, jika kamu terlalu rakus, kemungkinan floating loss itu akan terjadi. Sebab itulah, sebaiknya kamu pasang target profit. Misalnya, 20% dari modal awal pertama. Ingin belajar trading forex lebih lanjut? Download Ebook TPFX sekarang dan temukan ilmu trading yang terpercaya! Jangan lupa daftar menjadi trader di sini! TPFx merupakan perusahaan broker forex terpercaya dan diawasi serta diregulasi oleh BAPPEBTI.

image-artikel

Popular Jurnal