Catat! Ini Macam-macam Indikator Momentum Untuk Trading!

Dalam dunia perdagangan, para pedagang dan investor sering menggunakan indikator momentum untuk membantu mengidentifikasi tren pasar dan sinyal beli dan jual. Indikator momentum dapat membantu para pedagang dan investor dalam membuat keputusan perdagangan yang lebih baik dan memaksimalkan keuntungan mereka. Namun, dengan berbagai macam indikator momentum yang tersedia, mungkin sulit untuk memilih indikator yang tepat untuk digunakan dalam perdagangan. Artikel ini akan membahas beberapa indikator momentum populer dan membantu Anda memilih indikator yang paling cocok untuk kebutuhan perdagangan Anda.

 

Apa Itu Indikator Momentum?

Indikator momentum adalah jenis indikator teknikal yang digunakan dalam analisis pasar keuangan untuk mengukur kekuatan dan arah pergerakan harga aset keuangan. Indikator ini membantu para pedagang dan investor dalam menilai apakah sebuah aset sedang mengalami tren naik atau turun.

Indikator momentum menghitung perubahan harga dalam periode waktu tertentu dan membandingkan harga saat ini dengan harga sebelumnya dalam rentang waktu tersebut. Hal ini menghasilkan nilai yang dapat membantu untuk menentukan apakah tren saat ini akan terus berlanjut atau mengalami perubahan arah.

 

Keuntungan Menggunakan Indikator Momentum

Indikator momentum memiliki beberapa keuntungan yang dapat membantu para pedagang dan investor dalam melakukan analisis pasar keuangan, di antaranya:

  1. Menentukan kekuatan tren: Indikator momentum dapat membantu para pedagang dan investor dalam menentukan kekuatan tren pasar keuangan. Hal ini karena indikator ini menghitung perubahan harga dalam periode waktu tertentu dan membandingkannya dengan harga sebelumnya dalam rentang waktu tersebut. Dengan demikian, para pedagang dan investor dapat mengetahui apakah tren saat ini masih kuat atau sudah mulai melemah.
  2. Memberikan sinyal beli dan jual: Indikator momentum juga dapat memberikan sinyal beli dan jual kepada para pedagang dan investor. Sinyal beli akan muncul ketika indikator momentum menunjukkan bahwa aset sedang oversold dan harga kemungkinan akan naik. Sinyal jual akan muncul ketika indikator momentum menunjukkan bahwa aset sedang overbought dan harga kemungkinan akan turun.
  3. Meminimalkan risiko: Indikator momentum dapat membantu para pedagang dan investor dalam meminimalkan risiko dalam perdagangan. Hal ini karena indikator momentum dapat membantu para pedagang dan investor untuk mengidentifikasi level support dan resistance, sehingga mereka dapat memasang stop loss dan take profit dengan lebih baik.
  4. Mempercepat pengambilan keputusan: Indikator momentum dapat mempercepat pengambilan keputusan dalam perdagangan. Hal ini karena indikator momentum memberikan informasi yang cepat dan mudah dibaca mengenai kekuatan dan arah tren pasar keuangan. Dengan demikian, para pedagang dan investor dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat dan efisien.
  5. Menghilangkan emosi dalam perdagangan: Indikator momentum dapat membantu para pedagang dan investor dalam menghilangkan emosi dalam perdagangan. Hal ini karena indikator momentum hanya memberikan sinyal berdasarkan data pasar keuangan, tanpa dipengaruhi oleh emosi atau sentimen pasar. Dengan demikian, para pedagang dan investor dapat membuat keputusan yang lebih objektif dan rasional.

 

Apa Saja Indikator Momentum Terbaik?

Berikut adalah beberapa indikator momentum populer yang bisa membantu trader dalam mengukur kecepatan harga:

 

1. MACD

MACD (Moving Average Convergence Divergence) adalah indikator momentum yang sangat populer dalam analisis teknikal di pasar keuangan. Indikator ini dapat membantu para pedagang dan investor dalam mengidentifikasi tren pasar, momentum dan sinyal beli dan jual pada aset.

MACD didasarkan pada penggunaan dua Moving Average (MA) yang berbeda, yaitu MA cepat dan MA lambat. MA cepat adalah rata-rata pergerakan harga dalam periode waktu singkat, sedangkan MA lambat adalah rata-rata pergerakan harga dalam periode waktu yang lebih panjang. Kedua MA ini kemudian digunakan untuk menghasilkan sinyal perdagangan pada aset.

MACD terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:

  1. MACD Line: MACD Line adalah perbedaan antara MA cepat dan MA lambat. MACD Line sering digunakan sebagai indikator momentum, dengan nilai positif menunjukkan momentum bullish dan nilai negatif menunjukkan momentum bearish.
  2. Signal Line: Signal Line adalah MA dari MACD Line, yang digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual pada aset. Ketika MACD Line memotong Signal Line dari bawah ke atas, maka akan muncul sinyal beli. Sebaliknya, ketika MACD Line memotong Signal Line dari atas ke bawah, maka akan muncul sinyal jual.
  3. Histogram: Histogram adalah perbedaan antara MACD Line dan Signal Line. Histogram menunjukkan kekuatan momentum saat ini dan membantu para pedagang dan investor dalam mengidentifikasi apakah momentum bullish atau bearish sedang meningkat atau menurun.

MACD dapat digunakan untuk berbagai macam strategi perdagangan, seperti mengidentifikasi tren pasar, menghasilkan sinyal beli dan jual, dan mengkonfirmasi pembalikan tren. Untuk lebih jelasnya bisa melihat grafik di bawah ini.


2. Rate of Change

Indikator Rate of Change (ROC) adalah salah satu indikator momentum yang sering digunakan dalam analisis teknikal di pasar keuangan. ROC mengukur persentase perubahan harga dalam periode waktu tertentu, sehingga dapat membantu para pedagang dan investor dalam mengidentifikasi momentum dan arah pergerakan harga suatu aset.

ROC dihitung dengan membandingkan harga saat ini dengan harga pada periode waktu sebelumnya, lalu menghitung persentase perubahan harga tersebut. ROC kemudian dapat ditampilkan dalam bentuk grafik atau histogram, yang membantu para pedagang dan investor dalam mengidentifikasi tren pasar.

ROC dapat digunakan untuk berbagai macam strategi perdagangan, seperti mengidentifikasi arah tren, menentukan level support dan resistance, dan menghasilkan sinyal beli dan jual. Contohnya, ketika ROC naik di atas level nol, hal ini menunjukkan bahwa momentum bullish sedang meningkat, dan ketika ROC turun di bawah level nol, hal ini menunjukkan bahwa momentum bearish sedang meningkat.

Baca juga: Penting! Ini Cara Kerja Trailing Stop pada Forex!

Namun, seperti halnya dengan indikator lainnya, ROC juga memiliki kelemahan. ROC tidak dapat menghasilkan sinyal perdagangan secara langsung, sehingga perlu dikombinasikan dengan analisis teknikal dan fundamental lainnya untuk mengambil keputusan perdagangan yang tepat. Selain itu, ROC juga dapat memberikan sinyal palsu atau salah saat terjadi pergerakan harga yang tidak stabil atau volatile. Oleh karena itu, para pedagang dan investor harus memahami dan mempelajari ROC dengan hati-hati sebelum menggunakannya dalam perdagangan. Contoh penggunaannya dapat dilihat pada gambar berikut ini. 

3. Stochastic Oscillator

Stochastic Oscillator adalah salah satu indikator teknikal yang digunakan untuk mengukur kekuatan momentum suatu aset dan membantu para pedagang dan investor dalam mengidentifikasi sinyal beli dan jual pada aset. Indikator ini dikembangkan oleh George Lane pada tahun 1950an.

Stochastic Oscillator mengukur posisi harga saat ini terhadap range harga tertinggi dan terendah pada periode waktu tertentu. Indikator ini menampilkan dua garis, yaitu %K dan %D. %K adalah garis utama yang mengukur kekuatan momentum aset, sedangkan %D adalah garis sinyal yang berfungsi untuk mengkonfirmasi sinyal beli dan jual pada aset.

%K dihitung dengan menggunakan formula berikut: %K = ((Harga saat ini – Harga terendah dalam periode waktu tertentu) / (Harga tertinggi dalam periode waktu tertentu – Harga terendah dalam periode waktu tertentu)) x 100.

%D dihitung dengan menggunakan rata-rata bergerak sederhana dari %K selama periode waktu tertentu. Biasanya, periode waktu yang digunakan adalah 3 atau 5 hari.

Stochastic Oscillator menampilkan grafik dengan range antara 0 hingga 100. Ketika %K dan %D berada di atas level 80, maka aset dianggap overbought dan mungkin akan mengalami penurunan harga dalam waktu dekat. Sebaliknya, ketika %K dan %D berada di bawah level 20, maka aset dianggap oversold dan mungkin akan mengalami kenaikan harga dalam waktu dekat.

Stochastic Oscillator dapat digunakan untuk berbagai macam strategi perdagangan, seperti mengidentifikasi tren pasar, menghasilkan sinyal beli dan jual, dan mengkonfirmasi pembalikan tren.

Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:

4. Relative Strength Index

Relative Strength Index (RSI) adalah salah satu indikator teknikal yang sering digunakan dalam analisis pasar keuangan. Indikator ini digunakan untuk mengukur kekuatan momentum suatu aset dan membantu para pedagang dan investor dalam mengidentifikasi tren pasar dan sinyal beli dan jual.

RSI mengukur perbandingan antara kenaikan harga (bullish) dan penurunan harga (bearish) dalam periode waktu tertentu. Indikator ini menampilkan grafik antara 0 hingga 100, dengan level 30 dan 70 sering digunakan sebagai level oversold dan overbought.

RSI dihitung dengan menggunakan formula berikut: RSI = 100 – (100 / (1 + RS)) RS = Average gain / Average loss

Average gain adalah rata-rata kenaikan harga dalam periode waktu tertentu, sedangkan average loss adalah rata-rata penurunan harga dalam periode waktu tertentu. Periode waktu yang digunakan dalam RSI dapat bervariasi tergantung pada preferensi pedagang atau investor.

Ketika RSI berada di atas level 70, aset dianggap overbought dan mungkin akan mengalami penurunan harga dalam waktu dekat. Sebaliknya, ketika RSI berada di bawah level 30, aset dianggap oversold dan mungkin akan mengalami kenaikan harga dalam waktu dekat.

RSI juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi divergensi, yaitu ketika harga dan trend RSI bergerak secara berlawanan. Divergensi bullish terjadi ketika harga melemah tetapi RSI justru menguat, sedangkan divergensi bearish terjadi ketika harga naik tetapi RSI malah bergerak turun.

 

Baca juga: Mengenal Indikator Ichimoku Kinko Hyo

 

5. Average Directional Index

Average Directional Index (ADX) adalah indikator teknikal yang digunakan untuk mengukur kekuatan tren suatu aset. Indikator ini dikembangkan oleh J. Welles Wilder pada tahun 1978 dan biasanya digunakan dalam kombinasi dengan indikator lain seperti Moving Average (MA) atau Moving Average Convergence Divergence (MACD).

ADX menampilkan grafik antara 0 hingga 100, dengan level 20 dan 25 sering digunakan sebagai level yang menandakan kondisi pasar yang ranging atau sideways, sedangkan level 50 sering dianggap sebagai level yang menandakan tren yang kuat.

ADX dihitung dengan menggunakan formula berikut: ADX = Moving Average dari DM+ dan DM- / Moving Average dari TR DM+ = High hari ini – High kemarin DM- = Low kemarin – Low hari ini TR = Max(Max(High-Low), Abs(High-Previous Close), Abs(Low-Previous Close))

DM+ adalah pergerakan harga positif dan DM- adalah pergerakan harga negatif dalam periode waktu tertentu. TR adalah True Range, yaitu rentang antara harga tertinggi dan terendah dalam satu periode, atau rentang antara harga tertinggi dan penutupan hari sebelumnya, atau rentang antara harga terendah dan penutupan hari sebelumnya.

Ketika ADX berada di bawah level 25, pasar dianggap ranging atau sideways, dan pedagang atau investor dapat menggunakan strategi perdagangan yang berbeda seperti trading range. Sebaliknya, ketika ADX berada di atas level 50, pasar dianggap sedang tren kuat, dan pedagang atau investor dapat menggunakan strategi perdagangan yang berbeda seperti trading trend.

ADX dapat digunakan untuk mengkonfirmasi tren pasar dan membantu para pedagang dan investor dalam membuat keputusan perdagangan yang lebih baik.

Itulah beragam indikator momentum yang bisa digunakan untuk trading. Semua indikator di atas dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi perubahan momentum dan arah harga dengan lebih baik. Sehingga, trader dapat mengidentifikasi peluang trading yang menguntungkan dengan lebih mudah dan akurat. Namun, penting untuk diingat bahwa indikator momentum harus digunakan secara hati-hati. Guna mendapatkan sinyal trading yang lebih akurat, trader juga dapat mengkombinasikannya dengan analisa fundamental ataupun price action ataupun fundamental. Bahkan, beberapa indikator di atas juga dapat digabungkan satu sama lain. Salah satu contohnya adalah strategi menggabungkan MACD dan Stochastic untuk menentukan titik entry.

 

Ingin belajar trading Komoditi ataupun forex? Yuk, buka Jurnal TPFX sekarang dan temukan ilmu trading yang terpercaya! Jangan lupa daftar menjadi trader di sini! TPFx merupakan perusahaan broker forex terpercaya dan diawasi serta diregulasi oleh BAPPEBTI.

image-artikel

Popular Jurnal