Kamu Wajib Tahu! 7 Bias Paling Umum dalam Strategi Trading

strategi trading

Dalam bentuknya yang paling dasar, investasi atau strategi trading melibatkan pengalokasian uang dengan harapan mendapatkan manfaat, atau keuntungan, di masa depan sebagai kompensasi atas risiko yang diambil dengan berinvestasi. Berinvestasi atau trading adalah sebuah keputusan membeli atau menjual berbagai instrumen seperti saham, kripto, forex, obligasi, komidtas emas terhadap US Dollar, dan lainnya.

Nyatanya, berinvestasi dan trading tak semudah membalikkan telapak tangan. Sebelum mengambil keputusan dalam investasi ataupun trading, kita wajib mempersiapkan beberapa hal seperti membuat model statistik, spreadsheet, menggunakan analisis fundamental dan teknikal, mengumpulkan data ekonomi, dan menganalisis berbagai sumber informasi dengan teliti.

Berinvestasi atau trading melibatkan lebih dari sekadar model dan spreadsheet. Hal ini adalah sebuah seni yang melibatkan interaksi manusia satu sama lain. Ini tergambar melalui interaksi antara  pembeli dan penjualnya. Pada intinya, investasi dan trading adalah studi tentang bagaimana kita berperilaku dan mengambil sikap pada kondisi pasar.

Daniel Kahneman dan Amos Tversky terkenal karena karya mereka tentang perilaku manusia, khususnya seputar penilaian dan pengambilan keputusan. Keputusan adalah tentang memperkirakan dan memikirkan probabilitas. Pengambilan keputusan adalah tentang bagaimana kita membuat pilihan di bawah ketidakpastian (yang sering kali terjadi).

Menurut mereka, manusia adalah makhluk rasional ketika membuat penilaian dan keputusan. Sebaliknya, mereka menetapkan bahwa kesalahan manusia adalah hal yang umum, dapat diprediksi, dan biasanya muncul dari bias kognitif dan emosional berdasarkan cara otak kita dirancang.

Dalam bukunya yang berjudul Thinking, Fast and Slow, Kahneman menggambarkan otak kita memiliki dua sistem yang berbeda, meskipun saling berhubungan. Sistem 1 bersifat emosional dan naluriah. Itu terletak di amigdala otak dan menggunakan heuristik atau “aturan praktis” untuk menyederhanakan informasi dan memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat.

Kita dapat menerapkan sebagian besar temuan Kahneman dan Tversky pada perilaku investor. Mari kita fokus pada beberapa bias paling umum dan pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan saat menyusun strategi trading. Mari simak langsung di bawah ini!

 

1. Keengganan Kehilangan/Takut Rugi

Kahneman dan Tversky Kemerangkum bias keengganan terhadap kerugian dengan ungkapan “kerugian lebih besar daripada keuntungan.” Gagasan utama di balik keengganan terhadap kehilangan adalah bahwa manusia bereaksi secara berbeda terhadap untung dan rugi.

Melalui berbagai penelitian dan eksperimen, Kahneman dan Tversky menyimpulkan bahwa rasa sakit akibat rugi yang kita alami akibat investasi atau terasa dua kali lebih kuat daripada kesenangan yang kita peroleh dari keuntungan yang setara.

Hal ini dapat menyebabkan beberapa kesalahan, seperti menjual pemenang terlalu dini untuk mendapatkan keuntungan kecil atau menjual saat pasar sedang lesu untuk menghindari kerugian lebih lanjut. Keengganan terhadap kerugian, jika dibiarkan, dapat menyebabkan pengambilan keputusan impulsif yang didorong oleh sistem 1 emosi.

Baca juga: Catat! 6 Hal Penting Manajemen Keuangan dalam Trading

2. Bias Konfirmasi saat Merancang Strategi Trading

Bias konfirmasi mengarahkan orang untuk memvalidasi informasi yang masuk yang mendukung keyakinan mereka sebelumnya dan menolak atau mengabaikan informasi yang bertentangan. Dengan kata lain, melihat apa yang ingin Anda lihat dan mendengar apa yang ingin Anda dengar. Sebagai investor dan trader, kita cenderung menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencari informasi yang menegaskan ide atau filosofi investasi dan trading kita. Hal ini dapat menyebabkan kita cenderung menahan investasi yang memiliki performa buruk ketika tersedia informasi yang jelas-jelas bertentangan.

3. Bias Melihat ke Belakang

Bias melihat ke belakang sangat umum terjadi pada perilaku investor dan trader. kita cenderung meyakinkan diri sendiri bahwa telah membuat keputusan investasi dan trading yang akurat di masa lalu dan berekspektasi memberikan hasil yang sangat baik di masa depan.

Hal ini dapat menimbulkan keyakinan berlebihan bahwa filosofi atau proses investasi dan trading kita selalu berhasil. Di sisi lain, melihat ke belakang bisa menimbulkan penyesalan jika kita melewatkan kesempatan.

Mengapa saya tidak membeli Amazon pada tahun 2001? Mengapa saya tidak menjual sebelum pasar beruang ini? Seperti yang selalu saya katakan, saya akan membandingkan hasil “Portofolio Tinjauan Belakang” saya dengan hasil Warren Buffet kapan saja!

4. Terlalu percaya diri

Seperti disebutkan di atas, investor dan trader bisa menjadi terlalu percaya diri jika mereka berhasil. Hal ini dapat menyebabkan pengabaian data atau model karena kita merasa sudah jago atau ahli.

Seperti yang dikatakan Mike Tyson, “Semua orang punya rencana sampai mulutnya ditinju.” Terlalu percaya diri dapat menyebabkan kegagalan, dan investor dan trader harus fleksibel dan terbuka dengan prosesnya.

Baca juga: Cara Mengatasi Emosi Dalam Trading

5. Bias Kekinian

Bias keterkinian adalah ketika investor menekankan atau memberi terlalu banyak perhatian pada peristiwa terkini ketika mengambil keputusan dan kurang memberi perhatian pada masa lalu. Hal ini menyebabkan pemikiran jangka pendek dan membuat kita kehilangan fokus pada rencana investasi dan trading dalam jangka panjang. Hal ini pada dasarnya menjelaskan mengapa investor cenderung lebih percaya diri selama pasar bullish dan takut selama pasar bearish.

Intinya adalah kita tidak bisa menghilangkan bias-bias ini. Bagaimanapun, kita semua adalah manusia. Bahkan Kahneman, yang menjadikan studi tentang perilaku manusia sebagai karyanya, mengakui bahwa ia terus-menerus dipengaruhi oleh biasnya sendiri. Namun, ada tindakan atau “dorongan” tertentu yang dapat membantu mengatasi bias tersebut dan menghindari kesalahan yang merugikan.

6. Berbasis Bukti

Membangun dan merancang strategi investasi dan strategi trading berdasarkan data akademis. Dengan kata lain, Investor dan trader yang berbasis bukti dan bukan seseorang yang didorong oleh emosi dengan memikirkan jangka panjang dan tidak membiarkan keriuhan jangka pendek atau peristiwa terkini memengaruhi proses tersebut.

Membangun portofolio yang terdiversifikasi secara global di berbagai kelas aset untuk menghasilkan imbal hasil terbaik. Hal ini tentu disesuaikan dengan risiko dengan meneliti dan mempelajari secara konsisten guna menemukan data yang mungkin bertentangan dengan filosofi investasi ataupun trading. Lalu, investor ataupun trader akan melakukan perubahan jika bukti mendukungnya.

7. Perencanaan keuangan

Rencana keuangan yang disusun dengan baik adalah inti kesuksesan jangka panjang. Ini adalah dokumen hidup yang memerlukan pembaruan berkala berdasarkan perubahan dalam hidup kita seperti pensiun, dana pendidikan, pajak, perubahan pekerjaan, penjualan bisnis, dan perencanaan warisan.

Hal ini memaksa kita untuk membuat keputusan investasi atau trading berdasarkan faktor-faktor yang relevan dengan rencana dan tujuan keuangan serta bukan berdasarkan emosi. Pada akhirnya, investasi atau trading yang dimaksud untuk membantu mencapai tujuan keuangan kita.

 

Kesimpulan:

Untuk memulai investasi atau trading tentu membutuhkan persiapan yang tak sederhana. Anda perlu mempersiapkan modal, mental, dan ilmu yang mumpuni. Hal ini guna memperbesar kemungkinan Anda akan untung dan meminimalisir segala risiko yang ada.

Mau jadi trader andal dengan cuan maksimal? Yuk, Download E-book TPFx dan pelajari segala ilmu tentang trading sampai mahir. Jangan lupa juga mulai trading dengan klik di sini!

image-artikel

Popular Jurnal