Kumpulan Indikator Scalping Terbaik untuk Trading Forex

By

Edukasi Trading

Apa itu Scalping?

Scalping adalah suatu strategi trading di pasar keuangan di mana seorang trader membuka dan menutup posisi dengan sangat cepat, seringkali dalam hitungan detik atau beberapa menit. Tujuan utama dari scalping adalah untuk mendapatkan keuntungan dari perubahan kecil dalam harga aset atau pasangan mata uang.

Para scalper berusaha untuk memanfaatkan fluktuasi harga yang kecil, dan mereka umumnya tidak mempertahankan posisi terbuka untuk waktu yang lama. Mereka mencari peluang trading yang muncul dalam waktu singkat dan mengambil keuntungan dari pergerakan harga yang sangat kecil.

Strategi scalping biasanya melibatkan analisis teknikal yang cermat dan penggunaan indikator teknikal untuk mengidentifikasi tren atau momentum jangka pendek. Selain itu, para scalper juga perlu memiliki disiplin yang tinggi, eksekusi yang cepat, dan manajemen risiko yang efektif karena mereka terlibat dalam perdagangan dengan frekuensi tinggi.

Meskipun scalping dapat memberikan keuntungan cepat, tetapi juga melibatkan risiko yang tinggi. Keputusan harus diambil dengan cepat, dan pasar dapat berubah dengan sangat cepat. Oleh karena itu, para trader yang tertarik untuk menggunakan strategi scalping perlu memahami sepenuhnya risiko yang terlibat dan melibatkan diri mereka dalam pelatihan dan praktik yang cermat sebelum menerapkannya secara live.

Bagaimana Cara Kerja Sclaping?

Meskipun scalping dianggap tidak terlalu berisiko daripada strategi trading jangka panjang, strategi ini hanya bekerja dengan baik jika trader sudah memiliki rencana trading yang solid dan disiplin yang ketat, jadi ini lebih cocok untuk trader berpengalaman.

Sebelum membuka trade, scalper harus menentukan titik masuk, target profit, dan tingkat laba & rugi. Setelah ini dilakukan, sangatlah penting untuk selalu berpegang teguh pada rencana ini. Jika harga sudah mencapai target profit, scalper harus keluar dari trade meskipun ada kemungkinan harga masih akan naik. Demikian pula, jika harga mencapai tingkat laba & rugi, scalper menutup trade tanpa menunggu harga pulih. Dengan melakukan hal ini, risiko terpapar pergerakan pasar yang tidak terduga dan tidak diinginkan akan berkurang, dan membuat scalping tidak terlalu berisiko dibandingkan strategi trading lainnya.

Untuk merencanakan trading yang sukses, scalper perlu memahami ke mana pasar akan bergerak, jadi ia menggunakan berbagai indikator analisis teknis, mempelajari grafik harga jangka pendek (1—5 menit), memahami psikologi trader, dan apa yang akan terjadi selanjutnya tergantung pada kondisi pasar saat ini.

Baca Juga : 3 Indikator untuk Strategi Trader Long Term

7 Indikator scalping terbaik yang paling banyak digunakan

1. Moving Average (MA)

Moving Average tetap menjadi salah satu indikator paling populer dalam trading forex. Indikator ini memberikan informasi tentang harga rata-rata aset tertentu dengan menjumlahkan kisaran harga penutupan dan membagi jumlah tersebut dengan jumlah periode dalam kisaran tersebut. Ini membantu scalper memahami apakah biaya suatu aset bergerak naik atau turun dan apakah tren saat ini mungkin berbalik arah. Gunakan kombinasi Simple Moving Average (SMA) dan Exponential Moving Average (EMA) dengan periode yang sesuai untuk mengidentifikasi tren dan potensi titik masuk atau keluar.

2. Bollinger Bands

Bollinger Bands membantu mengukur volatilitas pasar. Indikator ini dapat membantu trader untuk menentukan level overbought dan oversold serta mengidentifikasi tren dan potensi pembalikan, tetapi scalper biasanya menggunakannya untuk menemukan titik masuk dan mengukur volatilitas. Dengan memantau pergerakan harga yang berada di antara pita atas dan bawah, trader dapat mengidentifikasi potensi pembalikan atau kelanjutan tren.

3. Stochastic Oscillator

Stochastic Oscillator membantu mengukur kecepatan dan momentum pergerakan harga. Ini adalah indikator momentum yang membandingkan harga penutupan suatu aset dengan kisaran harganya selama periode waktu tertentu. Dengan melibatkan konsep overbought dan oversold, indikator ini dapat memberikan sinyal beli atau jual yang berguna untuk scalping.

4. Relative Strength Index (RSI)

RSI membantu dan menentukan kekuatan pergerakan harga dengan mengukur perubahan dan kelemahan tren. Penggunaannya dalam scalping dapat membantu mengidentifikasi kondisi pasar yang overbought atau oversold, memberikan petunjuk untuk pembalikan harga.

5. Ichimoku Kinko Hyo

Ichimoku Kinko Hyo adalah indikator yang menyediakan informasi lengkap tentang dukungan, resistensi, dan arah tren. Ini membantu trader scalping untuk memahami kondisi pasar secara holistik.

6. Parabolic SAR (Stop and Reverse)

Parabolic SAR membantu mengidentifikasi titik pembalikan tren dan sebagai rangkaian titik di atas atau di bawah harga. Apabila titik-titik itu ditampilkan di bawah harga, harga akan bergerak ke atas, dan sebaliknya. Ketika titik-titik itu mengubah posisinya, trader harus mengantisipasi potensi pembalikan tren. Saat digunakan dengan benar, indikator ini dapat memberikan sinyal yang akurat untuk membuka atau menutup posisi scalping.

7. MACD (Moving Average Convergence Divergence)

MACD mengukur kekuatan tren dan potensi perubahan tren. Ini adalah indikator yang mengikuti tren dan menunjukkan hubungan antara dua moving average. Pergerakan selanjutnya dari dua garis tersebut ketika tumpang tindih, bertemu, atau menjauh satu sama lain menunjukkan momentum saat ini, yang memberikan sinyal beli atau jual kepada trader. Histogram MACD dapat memberikan indikasi momentum pasar, yang penting untuk trader scalping.

Baca Juga : Strategi Trading Tanpa Indikator

Kesimpulan

Scalping membutuhkan banyak kesabaran, disiplin, dan waktu dari seorang trader. Jika ingin memulai scalping, Anda harus dapat membuat keputusan cepat dan mengetahui berbagai indikator. Ingin belajar trading forex lebih lanjut? Download Ebook TPFX sekarang dan temukan ilmu trading yang terpercaya! Jangan lupa daftar menjadi trader di sini! TPFx merupakan perusahaan broker forex terpercaya dan diawasi serta diregulasi oleh BAPPEBTI.

image-artikel

Popular Jurnal