6 Cara Jitu Menggunakan Indikator Volume Untuk Trading Forex

Trading forex adalah salah satu cara untuk menghasilkan keuntungan secara online. Namun, trading forex juga memiliki risiko yang tinggi. Oleh karena itu, sebagai trader forex, Anda perlu memiliki strategi yang tepat untuk mengelola risiko dan memaksimalkan keuntungan. Salah satu strategi yang bisa Anda gunakan adalah menggunakan indikator volume. Untuk lebih jelasnya, mari simak pembahasan lengkap dalam artikel di bawah ini.

Apa Itu Indikator Volume?

Indikator volume adalah salah satu jenis indikator teknikal yang digunakan dalam trading forex untuk membantu trader mengukur kekuatan pasar. Indikator ini menghitung jumlah transaksi atau volume trading pada pasangan mata uang tertentu selama periode waktu tertentu. Volume trading adalah jumlah unit aset yang diperdagangkan pada pasar selama periode waktu tertentu.

Dalam forex, volume trading dapat diukur dalam satuan lot atau unit mata uang. Sebagai contoh, jika pada suatu waktu terdapat 100 lot yang diperdagangkan pada pasangan mata uang EUR/USD, maka volume trading pada pasangan mata uang tersebut adalah 100 lot.

Indikator volume dapat diterapkan pada berbagai jenis chart, termasuk chart candlestick, chart bar, dan chart line. Dalam chart candlestick, volume trading ditampilkan dalam bentuk histogram yang menunjukkan volume trading untuk setiap periode waktu. Semakin tinggi histogram, semakin tinggi volume trading pada periode waktu tersebut.

Cara Trading Forex Menggunakan Indikator Volume

Dalam trading forex, indikator volume digunakan untuk mengkonfirmasi pergerakan harga. Artinya, ketika terjadi pergerakan harga yang signifikan, trader dapat mengamati volume untuk melihat apakah pergerakan tersebut kuat atau lemah.

Berikut adalah beberapa cara trading dengan menggunakan indikator volume di pasar forex:

1. Menggunakan Volume untuk Konfirmasi Breakout 

Salah satu cara untuk menggunakan indikator volume adalah dengan menggunakannya untuk konfirmasi breakout. Breakout adalah ketika harga melewati level support atau resistance yang signifikan. Ketika terjadi breakout, trader dapat mengamati volume untuk melihat apakah breakout tersebut kuat atau lemah.

Jika terjadi breakout dengan volume yang tinggi, ini menandakan bahwa banyak trader mengambil posisi dalam arah yang sama, sehingga pergerakan harga lebih mungkin untuk berlanjut. Namun, jika terjadi breakout dengan volume yang rendah, ini menandakan bahwa pergerakan harga mungkin hanya merupakan pergerakan harga yang palsu atau sementara.

2. Menggunakan Volume untuk Mengukur Divergence 

Divergence terjadi ketika indikator teknis dan harga tidak sejalan. Dalam hal ini, trader dapat mengamati volume untuk melihat apakah divergence tersebut kuat atau lemah.

Jika terjadi divergence dengan volume yang tinggi, ini menandakan bahwa pergerakan harga mungkin berpotensi untuk berbalik arah. Namun, jika terjadi divergence dengan volume yang rendah, ini menandakan bahwa pergerakan harga mungkin hanya merupakan pergerakan harga yang palsu atau sementara.

Baca juga: Catat! Ini Macam-macam Indikator Momentum Untuk Trading!

3. Menggunakan Volume untuk Membuat Keputusan Trading 

Indikator volume juga dapat digunakan untuk membantu trader dalam membuat keputusan trading. Trader dapat mengamati volume untuk melihat apakah banyak trader yang membeli atau menjual di pasar.

Jika terjadi peningkatan volume dengan pergerakan harga naik, ini menandakan bahwa banyak trader yang membeli di pasar. Hal ini dapat menjadi sinyal untuk membuka posisi beli. Namun, jika terjadi penurunan volume dengan pergerakan harga naik, ini menandakan bahwa pergerakan harga mungkin hanya merupakan pergerakan harga yang palsu atau sementara.

4. Menggunakan Volume untuk Mengkonfirmasi Trend 

Indikator volume juga dapat digunakan untuk mengkonfirmasi trend. Ketika harga mengalami tren naik atau tren turun, trader dapat mengamati volume untuk melihat apakah tren tersebut kuat atau lemah.

Jika terjadi tren naik dengan volume yang tinggi, ini menandakan bahwa banyak trader yang membeli di pasar, sehingga tren naik lebih mungkin untuk berlanjut. Namun, jika terjadi tren naik dengan volume yang rendah, ini menandakan bahwa tren naik mungkin hanya merupakan pergerakan harga yang palsu atau sementara. 

Sebaliknya, jika terjadi tren turun dengan volume yang tinggi, ini menandakan bahwa banyak trader yang menjual di pasar, sehingga tren turun lebih mungkin untuk berlanjut. Namun, jika terjadi tren turun dengan volume yang rendah, ini menandakan bahwa tren turun mungkin hanya merupakan pergerakan harga yang palsu atau sementara.

5. Menggunakan Volume untuk Menentukan Stop Loss

Indikator volume juga dapat digunakan untuk menentukan stop loss. Stop loss adalah level harga di mana trader keluar dari posisi trading untuk membatasi kerugian jika pergerakan harga tidak sesuai dengan prediksi.

Dalam hal ini, trader dapat mengamati volume untuk menentukan stop loss yang tepat. Jika terjadi pergerakan harga yang signifikan dengan volume yang tinggi, trader dapat menempatkan stop loss di level yang lebih tinggi atau lebih rendah untuk membatasi kerugian. Namun, jika terjadi pergerakan harga yang signifikan dengan volume yang rendah, trader dapat menempatkan stop loss di level yang lebih jauh untuk memberikan ruang bagi pergerakan harga yang mungkin tidak stabil.

6. Menggunakan Volume untuk Menentukan Target Profit

Indikator volume juga dapat digunakan untuk menentukan target profit. Target profit adalah level harga di mana trader keluar dari posisi trading untuk mengambil keuntungan jika pergerakan harga sesuai dengan prediksi.

Dalam hal ini, trader dapat mengamati volume untuk menentukan target profit yang tepat. Jika terjadi pergerakan harga yang signifikan dengan volume yang tinggi, trader dapat menempatkan target profit di level yang lebih tinggi atau lebih rendah untuk memaksimalkan keuntungan. Namun, jika terjadi pergerakan harga yang signifikan dengan volume yang rendah, trader dapat menempatkan target profit di level yang lebih rendah untuk meminimalkan risiko.

Baca juga: Serba-Serbi Indikator Rate of Change!

Namun, trader forex perlu mengingat bahwa indikator volume tidak sepenuhnya akurat dan tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya faktor dalam membuat keputusan trading. Trader forex perlu menggunakan indikator volume bersama dengan analisis teknis dan fundamental untuk membuat keputusan trading yang tepat.

Dalam melakukan trading forex, trader juga perlu memperhatikan risiko dan mengelolanya dengan tepat. Trader forex perlu memiliki strategi trading yang baik dan disiplin dalam mengikuti rencana trading mereka. Dengan demikian, trader forex dapat memaksimalkan keuntungan dan melakukan manajemen risiko dengan efektif dalam trading forex.

Ingin belajar trading Komoditi ataupun forex? Yuk, buka Jurnal TPFX sekarang dan temukan ilmu trading yang terpercaya! Jangan lupa daftar menjadi trader di sini! TPFx merupakan perusahaan broker forex terpercaya dan diawasi serta diregulasi oleh BAPPEBTI

image-artikel

Popular Jurnal