Data Ekonomi Dan Kebijakan Moneter AS Menjadi Parameter Utama Penggerak Pasar

NEWS FLASH

 Economic News & analysis

Weekend edition

Market Summary

Pasar emas berhasil merebut kembali area $2.000 dan mengakhiri minggu kedua berturut-turut di wilayah positif. Namun bullish  momentum emas masih terbatas, dan harga emas tidak mungkin menembus level resistensi saat ini karena Federal Reserve mempertahankan bias kebijakan moneternya yang ketat.

Para analis mencatat bahwa dengan Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata terbatas, melemahkan daya tarik logam mulia sebagai aset safe-haven, kebijakan moneter dan laporan ekonomi ASbv diperkirakan menjadi faktor paling signifikan yang mendorong pergerakan harga emas dalam jangka pendek.

Emas telah mengalami kenaikan rata-rata sebesar 2,7% antara Thanksgiving dan 31 Desember.

Indeks dolar turun menjadi 103,4 dalam perdagangan tipis pada hari Jumat.  Investor terus menilai prospek kebijakan moneter, pada saat suku bunga di AS diyakini telah mencapai puncaknya. Data ekonomi terus menunjukkan skenario yang beragam.

Data US Manufacture PMI menunjukkan manufaktur turun lebih dari perkiraan sementara jasa naik lebih cepat. Sementara itu, klaim pengangguran urun lebih dari yang diantisipasi namun barang tahan lama mengecewakan dan ekspektasi inflasi Universitas Michigan untuk tahun depan meningkat. Pada minggu lalu US dollar melemah  sekitar 0,5%, 

Imbal hasil (yield) obligasi Treasury AS bertenor 10-tahun naik melampaui angka 4,47%, memantul dari level terendah dua bulan di 4,42% karena data ekonomi terbaru memberikan gambaran beragam mengenai perekonomian AS.

Euro stabil dan menutup perdagangannya di area 1.09365 tetap mendekati level tertinggi sejak akhir Agustus. Anggota ECB Robert Holzmann menegaskan kembali kemungkinan kenaikan suku bunga lagi.

Pound Inggris mengkonsolidasikan kenaikannya dengan mencapai harga tertinggi di 1.26150 level tertinggi sejak awal September karena investor mencerna pernyataan hawkish dari pembuat kebijakan Bank of England dan laporan PMI awal yang lebih kuat dari perkiraan.

Yen Jepang bertahan stabil di sekitar 149.451 per dolar dalam reaksi pasar yang teredam setelah data menunjukkan bahwa tingkat inflasi utama Jepang meningkat menjadi 3,3% pada bulan Oktober dari 3% di periode  bulan September.

Angka-angka awal juga menunjukkan bahwa aktivitas bisnis di Jepang melambat ke level terendah dalam 11 bulan pada bulan November di tengah terus melemahnya sektor manufaktur.

Minyak mentah berjangka WTI turun dengan mencapai harga terendah di $75.38/barrel pada hari Jumat setelah menghadapi peningkatan volatilitas dalam beberapa sesi terakhir, dan tetap berada di bawah tekanan karena perselisihan di antara anggota OPEC+ mengenai kuota produksi yang mengaburkan prospek pasokan. 

Harga minyak anjlok hampir 5% pada hari Rabu sebelum mengurangi sebagian besar kerugiannya setelah OPEC+ menjadwalkan ulang pertemuan kebijakannya

Dow Jones Industrial Average  naik 117,12 poin, atau 0,33%, menjadi 35.390,15, S&P 500  naik 2,72 poin, atau 0,06%, pada 4.559,34 dan Nasdaq Composite  turun 15,00 poin, atau 0,11% menjadi 14.250,86.

Data Ekonomi Rilis Minggu Depan

Monday        : U.S. New Home Sales

Tuesday        : U.S. Consumer Confidence

Wednesday   : Preliminary U.S Q3 GDP

Thursday      : OPEC meeting, U.S. CPE Index, Personal Income and Spending, Weekly

                         Jobless Claim, Pending Home Sales

Friday            : ISM Manufacturing PMI, Powell Speaks

Untuk ulasan dan analisa pasar edisi weekend sebelumnya bisa di pelajari melalui link ini,

 

AGENDA DATA EKONOMI HIGH IMPACT MINGGU DEPAN

27 November – 31 November 2023

 

1. US Market

Investor akan mengikuti dengan cermat laporan pendapatan dan pengeluaran pribadi bulan Oktober, estimasi kedua tingkat pertumbuhan PDB Q3, dan PMI Manufaktur ISM. Inflasi harga PCE diperkirakan akan melambat menjadi 3,1% pada bulan lalu, menandai tingkat terendah sejak Maret 2021 dan tingkat inti akan turun menjadi 3,5%, terendah dalam lebih dari dua tahun.

Pertumbuhan PDB AS diperkirakan akan direvisi lebih tinggi menjadi 5% dari sebelumnya 4,9%, disebabkan oleh percepatan belanja konsumen dan kuatnya ekspor. Data ISM diperkirakan menunjukkan berlanjutnya kontraksi di sektor manufaktur. 

Selain itu, wawasan mengenai arah kebijakan bank sentral AS akan diperoleh dari pidato beberapa pengambil kebijakan Federal Reserve, termasuk pidato Ketua Powell yang dijadwalkan pada hari Jumat. 

Data tambahan yang perlu diperhatikan mencakup penjualan rumah baru dan tertunda, harga rumah Case-Shiller, dan perkiraan awal neraca perdagangan barang dan inventaris grosir.

2. European Market

Pelaku pasar Fokus pada laporan awal CPI bulan November untuk Jerman, Kawasan Euro, Perancis, Italia, Spanyol, Belanda, dan Polandia. Tingkat inflasi tahunan di Kawasan Euro diperkirakan akan turun menjadi 2,8%, dan di Jerman menjadi 3,5%.

Selain itu, pidato para pejabat ECB termasuk Presiden Lagarde akan memberikan gambaran mengenai arah kebijakan moneter. Di Jerman, rilis penting lainnya termasuk Indikator Iklim Konsumen GfK, diperkirakan akan pulih dari level terendah dalam 7 bulan.

sementara penjualan ritel diperkirakan tidak menunjukkan pertumbuhan selama lima bulan berturut-turut. Pasar tenaga kerja akan menarik perhatian karena data pekerjaan diantisipasi dari Kawasan Euro, Jerman, Perancis, dan Italia

3. United Kingdom Market

 Perhatian pasar  akan tertuju pada indikator moneter Bank of England dan laporan perdagangan distributif CBI.

4. Asia Pasifik Market

Di China Investor akan mencermati angka PMI baru akan mengawali rilis data ekonomi bulan November, setelah bulan Oktober memberikan gambaran yang beragam mengenai dampak penambahan stimulus terhadap perekonomian terbesar kedua di dunia. 

Di Jepang, investor menunggu tingkat pengangguran di bulan Oktober, penjualan ritel, produksi industri, dan serangkaian pidato dari anggota utama BoJ sebagai petunjuk mengenai perubahan kebijakan moneter ultra-longgar yang akan diambil bank tersebut. 

Di Australia, data inflasi baru untuk bulan Oktober akan menjadi sorotan setelah pertumbuhan harga yang keras mendorong RBA untuk melanjutkan siklus kenaikan suku bunganya. Sementara itu, RBNZ diperkirakan akan mempertahankan biaya pinjaman tidak berubah.

 

GOLD PRE ANALYSIS

WEEKLY VALUE AREA

WEEKLY SUPPORT WEEKLY  RESISTANCE
S1   1,980 R1   2,023
S2   1,959 R2   2,043
S3   1,938 R3   2,064

Gold Outlook : Bullish

 

OIL PRE ANALYSIS

WEEKLY VALUE AREA

WEEKLY SUPPORT WEEKLY RESISTANCE
S1   73.48 R1   77.68
S2    71.18 R2   79.99
S3   68.89 R3    82.30

Oil Outlook : Bearish

image-artikel

Popular Jurnal