Mengenal Liquidity Voids dalam Trading Forex

Dalam pemaknaan bebas, liquidity voids adalah cerminan dari ketidakefisienan pasar dan terjadi kekeringan likuiditas akibat kekosongan pada salah satu order buy atau sell. Untuk pemahaman lebih lengkap, yuk simak ulasannya berikut ini.

Apa Itu Liquidity Voids dalam Trading?

Liquidity voids, atau kekosongan likuiditas, merujuk pada kondisi pasar di mana likuiditas menjadi sangat rendah atau bahkan hilang sepenuhnya untuk suatu instrumen keuangan atau pasar tertentu. Ini berarti bahwa volume perdagangan yang tersedia untuk dibeli atau dijual menjadi sangat terbatas, dan transaksi dapat sulit dilakukan dengan harga yang diinginkan.

Kekosongan likuiditas dapat terjadi karena beberapa faktor, termasuk:

  1. Kurangnya Partisipan Pasar: Ketika ada sedikit partisipan atau pelaku pasar yang aktif dalam membeli dan menjual instrumen keuangan tertentu, likuiditas dapat menurun secara signifikan. Ini mungkin terjadi pada pasar yang kurang populer atau instrumen yang memiliki tingkat minat yang rendah.
  2. Pergerakan Harga yang Tidak Terduga: Jika terjadi pergerakan harga yang tajam atau tidak terduga, banyak trader atau investor mungkin berhati-hati dan menahan diri untuk melakukan transaksi. Hal ini dapat mengurangi likuiditas pasar dan menyebabkan kekosongan likuiditas.
  3. Peristiwa Berdampak Tinggi: Berita ekonomi atau politik yang berdampak tinggi, seperti pengumuman kebijakan moneter atau keputusan politik penting, dapat mengakibatkan likuiditas yang rendah karena pelaku pasar menunggu informasi lebih lanjut atau menghindari risiko yang tidak pasti.

Dampak kekosongan likuiditas dalam trading dapat signifikan:

  1. Slippage: Dalam kekosongan likuiditas, slippage dapat terjadi secara lebih sering. Slippage terjadi ketika harga yang dieksekusi untuk perdagangan tidak sesuai dengan harga yang diharapkan. Hal ini dapat mengakibatkan keuntungan yang lebih kecil atau kerugian yang lebih besar daripada yang diantisipasi.
  2. Spread yang Lebar: Spread adalah perbedaan antara harga penawaran (bid) dan permintaan (ask) pada suatu instrumen keuangan. Dalam kekosongan likuiditas, spread dapat melebar karena ketersediaan harga jual dan beli yang terbatas. Hal ini berarti biaya transaksi menjadi lebih tinggi bagi trader.
  3. Kesulitan Eksekusi: Likuiditas yang rendah dapat membuat sulit untuk mengeksekusi transaksi dengan harga yang diinginkan. Order mungkin tidak terpenuhi sepenuhnya atau bahkan tidak terpenuhi sama sekali. Ini dapat menghambat kemampuan trader untuk masuk atau keluar dari pasar dengan efisien.
  4. Risiko Manipulasi Harga: Dalam kekosongan likuiditas, pasar dapat menjadi rentan terhadap manipulasi harga oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan volume perdagangan yang rendah, upaya untuk mendorong harga ke arah tertentu dapat menghasilkan pergerakan harga yang tidak wajar atau tidak adil.

Bagi trader, kekosongan likuiditas dapat menyulitkan pelaksanaan strategi perdagangan dan mempengaruhi hasil trading. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi kondisi kekosongan likuiditas dan menghindari waktu dan instrumen yang terkena dampaknya. Trader juga harus mempertimbangkan risiko dan manajemen likuiditas saat memilih instrumen dan pasar untuk berdagang.

Ilustrasi Liquidity Voids

Bayangkan Anda adalah seorang trader forex yang aktif dan Anda sedang memantau pasangan mata uang EUR/USD. Pada suatu hari, ada pengumuman berita penting yang dijadwalkan akan dirilis, yaitu laporan Non-Farm Payrolls (NFP), yang diperkirakan akan memiliki dampak signifikan pada pasar.

Anda memutuskan untuk membuka posisi trading EUR/USD menjelang rilis berita tersebut. Namun, saat jam rilis berita tiba, Anda mulai mengalami liquidity voids. Harga pasangan mata uang tersebut mulai bergerak secara liar dan tak terduga, dan spread antara harga bid dan ask secara tiba-tiba menjadi sangat lebar. 

Anda mencoba menempatkan pesanan jual pada harga pasar saat itu, tetapi karena likuiditas yang rendah, pesanan Anda tidak segera dieksekusi. Selain itu, karena harga bergerak dengan cepat dan tak terduga, terjadi slippage yang signifikan ketika pesanan akhirnya dieksekusi, dan Anda menjual pada harga yang jauh lebih rendah dari yang Anda harapkan.

Selain itu, ketika Anda mencoba menempatkan pesanan beli untuk keluar dari posisi, Anda melihat bahwa tidak ada penawaran jual yang tersedia pada harga pasar saat itu. Anda berusaha untuk menempatkan pesanan dengan harga limit yang lebih tinggi, tetapi pesanan Anda tetap tidak dieksekusi karena tidak ada likuiditas yang memadai.

Ketika likuiditas akhirnya pulih setelah beberapa saat, harga telah bergerak jauh dari posisi Anda, dan Anda mengalami kerugian yang signifikan akibat kesalahan dalam mengelola liquidity voids dan volatilitas yang tinggi.

Dalam ilustrasi ini, liquidity voids terjadi karena pengumuman berita penting yang menyebabkan pergerakan harga yang liar dan likuiditas yang rendah. Trader yang tidak siap menghadapi situasi ini bisa mengalami kesulitan dalam mengeksekusi pesanan, mengalami slippage yang signifikan, dan menghadapi kesulitan dalam menentukan harga masuk dan keluar yang tepat.

Baca juga: Penting! Ini Cara Kerja Trailing Stop pada Forex!

Jenis Liquidity Voids

Common Liquidity Voids

Common liquidity voids adalah jenis kekosongan likuiditas yang umum. Biasanya, jenis liquidity voids ini terjadi secara acak dan tidak ada alasan mendasar dari sisi price action terkait situasi tersebut. 

Exhaustion Liquidity Voids

Yaitu jenis kekosongan likuiditas karena gerak harga kehabisan tenaga. Biasanya, jenis liquidity voids ini muncul pada akhir sebuah trend dan penutupan voids sering berlarut-larut karena trend mengalami pembalikan dari sebelumnya.

Breakout Liquidity Voids

Breakout liquidity voids terjadi ketika harga menembus support/resistance atau zona likuiditas yang sering menandakan trend baru akan segera dimulai.

Runaway Liquidity Voids

Jenis voids yang terakhir ini terjadi dalam sebuah trend yang sudah terbentuk dan sifatnya searah (runaway) dengan trend tersebut. Jenis kekosongan likuiditas runaway sering butuh waktu lebih lama untuk “ditutup”.

Cara Mendapatkan Peluang Profit dari Liquidity Voids:

Meskipun liquidity voids dapat menjadi tantangan dalam trading, ada beberapa cara untuk mendapatkan peluang profit dari situasi tersebut. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat Anda pertimbangkan:

  1. Identifikasi Potensi Kehadiran Liquidity Voids: Pelajari jadwal dan peristiwa yang dapat mempengaruhi likuiditas pasar. Misalnya, pengumuman berita penting atau laporan ekonomi yang dijadwalkan dirilis. Dengan mengetahui kapan kemungkinan terjadinya liquidity voids, Anda dapat mempersiapkan diri dan mengambil langkah-langkah pencegahan.
  2. Gunakan Stop Limit Order: Dalam situasi liquidity voids, penggunaan stop limit order dapat membantu Anda menghindari slippage yang tidak diinginkan. Dengan menempatkan pesanan stop limit, Anda menentukan level harga di mana pesanan akan aktif. Ini membantu melindungi Anda dari eksekusi pesanan dengan harga yang tidak menguntungkan saat likuiditas rendah.
  3. Perhatikan Spreads: Saat terjadi liquidity voids, spread antara harga bid dan ask dapat melebar secara signifikan. Jika Anda ingin masuk atau keluar dari posisi trading, perhatikan spread yang ditawarkan oleh broker Anda. Pilih waktu dengan spread yang lebih kecil untuk memaksimalkan peluang profit.
  4. Gunakan Time Frame yang Lebih Tinggi: Dalam situasi liquidity voids, pergerakan harga di time frame yang lebih rendah mungkin menjadi tidak stabil. Sebagai alternatif, pertimbangkan untuk menggunakan time frame yang lebih tinggi, seperti grafik harian atau mingguan, untuk mengidentifikasi tren yang lebih jelas dan stabil. Dengan memperhatikan time frame yang lebih tinggi, Anda dapat menghindari kebisingan pasar yang dapat terjadi pada time frame yang lebih rendah.Baca juga: Cara Integrasi Analisis Fundamental dan Teknikal dengan Strategi Trading
  5. Analisis Teknikal yang Kuat: Dalam situasi likuiditas yang rendah, analisis teknikal dapat menjadi alat yang kuat untuk mengidentifikasi level support dan resistance yang signifikan. Perhatikan level-level ini dan gunakan strategi trading yang sesuai, seperti breakouts atau pembalikan arah, untuk memanfaatkan pergerakan harga yang mungkin terjadi setelah likuiditas pulih.
  6. Gunakan Indikator Teknis: Selain analisis teknikal, gunakan indikator teknis seperti RSI, MACD, atau Bollinger Bands untuk mendapatkan konfirmasi sinyal trading. Indikator-indikator ini dapat membantu Anda mengidentifikasi kondisi oversold atau overbought, serta mengidentifikasi momentum yang mungkin terjadi setelah likuiditas pulih.
  7. Tetap Disiplin dengan Manajemen Risiko: Penting untuk selalu mengikuti prinsip manajemen risiko yang baik. Tentukan level stop loss yang sesuai untuk melindungi modal Anda dalam situasi likuiditas yang tidak stabil. Selalu pertimbangkan rasio risiko-reward yang sehat dalam setiap perdagangan yang Anda ambil.

Dalam situasi liquidity voids, penting untuk tetap tenang dan disiplin. Jangan tergoda untuk mengambil risiko yang tidak perlu. Evaluasi situasi dengan hati-hati dan hanya ambil posisi trading ketika Anda yakin memiliki peluang yang baik dengan risiko yang terukur. Dengan pengelolaan risiko yang baik dan strategi trading yang tepat, Anda dapat memanfaatkan peluang profit dari liquidity voids.

Ingin belajar trading Komoditi ataupun forex? Yuk, buka Jurnal TPFX sekarang dan temukan ilmu trading yang terpercaya! Jangan lupa daftar menjadi trader di sini! TPFx merupakan perusahaan broker forex terpercaya dan diawasi serta diregulasi oleh BAPPEBTI.

image-artikel

Popular Jurnal