Mengenal Strategi Trading Double Bollinger Bands

Dalam dunia perdagangan saham dan forex, setiap investor atau trader pasti ingin memaksimalkan keuntungan yang diperolehnya. Salah satu strategi yang sering digunakan adalah Double Bollinger Bands. Dalam artikel ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai apa itu indikator Double Bollinger Bands dan bagaimana indikator ini dapat digunakan untuk trading? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Mengenal Double Bollinger Bands

Double Bollinger Bands adalah variasi dari indikator teknikal populer yang dikenal sebagai Bollinger Bands. Bollinger Bands adalah garis yang mengelilingi pergerakan harga saham atau mata uang. Bollinger Bands sendiri adalah indikator teknikal yang dikembangkan oleh John Bollinger.

Selain sebagai indikator pengukuran, Bollinger Bands juga digunakan untuk menentukan arah pasar (trend) dan keadaan jenuh beli (overbought) dan jenuh jual (oversold).

 

Garis-garis ini terdiri dari tiga komponen: garis tengah (sederhana atau eksponensial moving average), garis atas (garis tengah ditambah dengan dua kali standar deviasi harga), dan garis bawah (garis tengah dikurangi dengan dua kali standar deviasi harga). Indikator paling utama dalam trading forex adalah Upper Band dan Lower Band. Hal ini dikarenakan Upper Band dan Lower Band berperan dalam mengamati hasil pergerakan harga; dihitung dari naik atau turunnya nilai volatilitas.

Sementara itu, Middle Band hanyalah garis yang membatasi antara Upper dan Lower Bands itu sendiri, serta menjadi tolok ukur fluktuasi harga. Middle Band juga kerap dimengerti sebagai Simple Moving Average (SMA).

Cara Membaca Double Bollinger Bands

Indikator utama dalam strategi Double Bollinger Bands adalah dua set Bollinger Bands yang digunakan untuk menganalisis tren jangka panjang dan jangka pendek. Berikut adalah penjelasan tentang dua indikator utama dalam Double Bollinger Bands:

1. Bollinger Bands Jangka Panjang:

    • Moving Average: Periode 20
    • Deviasi Standar: 2.5

Bollinger Bands jangka panjang digunakan untuk mengidentifikasi tren jangka panjang yang kuat. Garis tengahnya adalah moving average dengan periode 20, yang mewakili tren rata-rata dalam jangka panjang. Garis atas dan garis bawah dihitung dengan menambahkan atau mengurangi dua kali deviasi standar harga dari garis tengah.

Jika harga saham atau mata uang bergerak di atas garis atas Bollinger Bands jangka panjang, itu menunjukkan tren naik yang kuat dalam jangka panjang. Sebaliknya, jika harga bergerak di bawah garis bawah Bollinger Bands jangka panjang, itu menunjukkan tren turun yang kuat dalam jangka panjang. Sinyal-sinyal ini dapat digunakan untuk mengambil posisi beli atau jual sesuai dengan arah tren jangka panjang.

Baca juga: 8 Tips Sukses Compound Profit Untuk Pemula

2. Bollinger Bands Jangka Pendek:

    • Moving Average: Periode 10
    • Deviasi Standar: 1.5

Bollinger Bands jangka pendek digunakan untuk mengidentifikasi tren jangka pendek yang kuat. Pengaturan ini lebih pendek dari Bollinger Bands jangka panjang dan memberikan gambaran tentang pergerakan harga dalam jangka waktu yang lebih singkat. Moving average dengan periode 10 digunakan sebagai garis tengahnya, dan garis atas dan garis bawah dihitung dengan menggunakan deviasi standar 1.5.

Jika harga melewati garis atas Bollinger Bands jangka pendek, itu menunjukkan tren naik yang kuat dalam jangka pendek. Sebaliknya, jika harga turun di bawah garis bawah Bollinger Bands jangka pendek, itu menunjukkan tren turun yang kuat dalam jangka pendek. Sinyal-sinyal ini dapat digunakan untuk mengambil posisi beli atau jual sesuai dengan arah tren jangka pendek.

Dengan menggunakan kedua set Bollinger Bands ini, trader dapat memperoleh konfirmasi yang lebih kuat tentang tren pasar. Ketika kedua indikator menunjukkan sinyal yang sama, yaitu tren naik yang kuat pada kedua jangka waktu, atau tren turun yang kuat pada kedua jangka waktu, ini meningkatkan probabilitas keberhasilan perdagangan.

Sebenarnya dalam menentukan periode dan standar deviasinya, BB cenderung membebaskan. Namun, perlu diperhatikan bahwa dalam penentuannya harus berpegang pada logika dari nilai BB itu sendiri; logika perhitungannya tidak dapat diubah. Lazimnya, perhitungan ini menggunakan default yang ada.

Secara rinci, rumusnya dijelaskan sebagai berikut:

n= nilai Standar Deviasi (2)

Middle Band= 20-day SMA (periode default 20 hari)

Upper Band= 20-day SMA + (20-day nilai Standar Deviasi x n)

Lower Band= 20-day SMA – (20-day nilai Standar Deviasi x n)

 

Dengan mengetahui rumus di atas, kita bisa menentukan strategi trading. Apabila harga tengah berada di level Lower Band, maka trader dapat melakukan Buy selagi harganya rendah (atau berada di area oversold). Begitupun sebaliknya saat harga mencapai Upper Band, trader bisa mengambil entry Sell saat harga sedang jenuh beli (overbought).

Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Double Bollinger Bands

Menggunakan strategi Double Bollinger Bands memiliki keuntungan dan kerugian yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa keuntungan dan kerugian yang terkait dengan penggunaan Double Bollinger Bands:

Keuntungan:

  1. Identifikasi Tren yang Kuat: Double Bollinger Bands dapat membantu Anda mengidentifikasi tren yang kuat baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dengan menggunakan kedua set Bollinger Bands, Anda dapat melihat konfirmasi tren yang lebih kuat saat keduanya menunjukkan sinyal yang sama. Ini dapat membantu Anda mengambil keputusan perdagangan yang lebih akurat.
  2. Filter Tren yang Lebih Baik: Dengan menggunakan dua set Bollinger Bands dengan pengaturan yang berbeda, Anda dapat memfilter tren dengan lebih baik. Bollinger Bands jangka panjang digunakan sebagai filter tren jangka panjang, sementara Bollinger Bands jangka pendek digunakan sebagai filter tren jangka pendek. Ini membantu menghilangkan sinyal palsu dan fokus pada tren yang lebih signifikan.
  3. Pengaturan Level Stop Loss dan Take Profit: Double Bollinger Bands juga dapat membantu Anda mengatur level stop loss dan take profit yang lebih efektif. Dengan menempatkan stop loss di bawah atau di atas garis Bollinger Bands yang relevan, Anda dapat mengelola risiko dengan lebih baik. Demikian pula, dengan menempatkan take profit di dekat garis Bollinger Bands yang relevan, Anda dapat mengunci keuntungan ketika harga mencapai target yang diharapkan.

Baca juga: Wajib Tahu! Cara Melakukan Backtest Strategi Trading

Kerugian:

  1. Sinyal Lagging: Seperti halnya dengan indikator teknikal lainnya, Double Bollinger Bands juga dapat memberikan sinyal lagging. Hal ini berarti bahwa sinyal untuk masuk atau keluar perdagangan mungkin muncul dengan keterlambatan setelah pergerakan harga terjadi. Oleh karena itu, penting untuk mengkonfirmasi sinyal dengan analisis tambahan untuk memastikan keakuratannya.
  2. Tidak Cocok untuk Semua Pasar atau Instrumen: Strategi Double Bollinger Bands mungkin tidak cocok untuk semua pasar atau instrumen. Efektivitasnya dapat bervariasi tergantung pada volatilitas dan karakteristik pasar tertentu. Oleh karena itu, penting untuk menguji strategi ini pada berbagai pasar dan instrumen sebelum menggunakannya secara aktif.
  3. Tergantung pada Kondisi Pasar: Double Bollinger Bands lebih efektif saat digunakan di pasar yang memiliki tren yang jelas dan teratur. Pada pasar yang sedang dalam kondisi sideway atau konsolidasi, sinyal yang dihasilkan oleh strategi ini mungkin kurang dapat diandalkan. Oleh karena itu, penting untuk memahami kondisi pasar saat ini sebelum menggunakan strategi ini.

Penting untuk selalu menggabungkan Double Bollinger Bands dengan analisis tambahan dan manajemen risiko yang baik. Tidak ada strategi yang sempurna, dan penggunaan strategi ini juga harus disesuaikan dengan gaya perdagangan dan preferensi individual Anda. Ingin belajar trading Komoditi ataupun forex? Yuk, buka Jurnal TPFX sekarang dan temukan ilmu trading yang terpercaya! Jangan lupa daftar menjadi trader di sini! TPFx merupakan perusahaan broker terpercaya dan diawasi serta diregulasi oleh BAPPEBTI.

image-artikel

Popular Jurnal