Penting! Jurus Jitu Untuk Menentukan Exit Trade dalam Trading Forex

Apabila Anda terlibat dalam trading forex, salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah menentukan exit trade yang ideal. Exit trade yang tepat merupakan langkah kritis dalam strategi trading yang sukses, karena dapat mempengaruhi hasil keseluruhan dari trading Anda. Teknik forex yang baik untuk menentukan exit trade ideal adalah kunci untuk mengoptimalkan keuntungan dan mengurangi kerugian. 

Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan beberapa teknik yang dapat Anda gunakan untuk mengidentifikasi saat yang tepat untuk keluar dari posisi trading. Dari penggunaan level stop loss dan take profit hingga penggunaan indikator teknis yang relevan, Anda akan mendapatkan wawasan yang berharga untuk meningkatkan keputusan exit trade Anda.

Exit Trade Manual vs Otomatis: Kelebihan dan Kekurangan

Baik exit trade manual maupun otomatis memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu dipertimbangkan. Berikut ini penjelasan lebih lanjut tentang kedua pendekatan tersebut:

1. Exit Trade Manual:

      • Kelebihan:
        • Fleksibilitas: Dengan exit trade manual, Anda memiliki kontrol penuh atas keputusan keluar dari posisi trading. Anda dapat mengevaluasi kondisi pasar secara langsung dan mengubah rencana exit sesuai dengan perubahan yang terjadi.
        • Penilaian Subjektif: Dengan menggunakan analisis teknis dan fundamental, Anda dapat membuat keputusan berdasarkan penilaian dan pemahaman pribadi Anda terhadap kondisi pasar.
        • Penyesuaian Strategi: Jika terjadi perubahan dalam strategi trading Anda, Anda dapat mengubah rencana exit secara manual sesuai kebutuhan.
      • Kelemahan:
        • Emosi dan Keserakahan: Exit trade manual dapat rentan terhadap pengaruh emosi, seperti keserakahan atau ketakutan. Hal ini dapat mempengaruhi keputusan exit yang rasional dan mengarah pada kerugian yang tidak perlu.
        • Keterlambatan: Ada kemungkinan keterlambatan dalam mengambil keputusan exit trade manual, terutama jika Anda tidak dapat memantau pasar secara terus-menerus. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan peluang atau merugikan posisi trading Anda.

2. Exit Trade Otomatis:

      • Kelebihan:
        • Disiplin: Exit trade otomatis dapat membantu menjaga disiplin dalam menjalankan rencana trading. Ketika kondisi yang telah ditentukan terpenuhi, posisi trading akan ditutup secara otomatis, menghindari keterlambatan atau ketidakdisiplinan dalam pengambilan keputusan.
        • Kecepatan Eksekusi: Dengan exit trade otomatis, Anda dapat memanfaatkan kecepatan eksekusi untuk keluar dari posisi trading dengan cepat saat kondisi yang diinginkan tercapai.
        • Penghilangan Emosi: Dengan menggunakan exit trade otomatis, Anda dapat menghindari pengaruh emosi yang dapat memengaruhi keputusan trading.
      • Kelemahan:
        • Kurang Fleksibel: Exit trade otomatis terikat pada parameter yang telah ditentukan sebelumnya. Jika kondisi pasar berubah atau terjadi perubahan dalam strategi trading, exit trade otomatis mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan Anda.
        • Sinyal Salah: Terkadang, terutama dalam kondisi pasar yang volatil, sinyal exit trade otomatis dapat menjadi salah atau prematur, menyebabkan keluar dari posisi trading yang sebenarnya masih menguntungkan.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengelola Resiko Trading Forex?

Jurus Jitu Exit Trade dalam Trading Forex

Ada beberapa Teknik exit trade yang biasa digunakan, yaitu:

1. Berdasarkan Probabilitas

Teknik exit trade berdasarkan probabilitas adalah pendekatan yang digunakan untuk keluar dari posisi trading berdasarkan probabilitas keberhasilan yang dihitung berdasarkan data historis atau indikator teknis. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan keuntungan dan mengurangi risiko dengan menutup posisi pada titik yang dianggap memiliki peluang lebih tinggi untuk mencapai hasil yang menguntungkan.

Teknik forex ini lebih banyak dilakukan dengan cara manual daripada otomatis. Jika entry dan exit trade hanya didasarkan pada support resistance yang sudah terpasang di chart, mungkin exit otomatis dengan stop loss dan take profit masih bisa dilakukan.

 

Contoh skenario exit trade berdasarkan probabilitas:

Anda membuka posisi beli (long) pada pasangan mata uang EUR/USD dengan harga masuk di level 1.2000. Setelah melakukan analisis teknis dan fundamental, Anda memperkirakan bahwa harga akan naik ke level 1.2200 dalam beberapa hari ke depan.

Namun, sebagai bagian dari manajemen risiko yang baik, Anda juga menetapkan level stop loss dan take profit yang didasarkan pada probabilitas pergerakan harga. Berdasarkan analisis Anda, Anda memutuskan untuk menempatkan level stop loss di 1.1950, 50 pips di bawah harga masuk, sebagai langkah perlindungan jika pergerakan harga tidak sesuai harapan.

Selain itu, Anda ingin mengambil keuntungan sebesar 100 pips, karena itu Anda menetapkan level take profit di 1.2100, 100 pips di atas harga masuk. Level take profit ini didasarkan pada probabilitas pergerakan harga yang Anda perkirakan.

Beberapa hari kemudian, harga mencapai level 1.2100, mencapai level take profit yang Anda tentukan. Berdasarkan probabilitas pergerakan harga yang Anda analisis, Anda mengambil keuntungan dan menutup posisi trading dengan hasil yang sesuai dengan harapan.

Dalam skenario ini, exit trade Anda didasarkan pada probabilitas pergerakan harga yang Anda analisis. Anda mengidentifikasi level stop loss dan take profit yang sesuai dengan probabilitas pergerakan harga yang Anda perkirakan. Dengan melakukan exit trade berdasarkan probabilitas, Anda dapat mengoptimalkan hasil trading Anda dan mengurangi risiko kerugian yang tidak perlu.

2. Berdasarkan Manajemen Risiko

Exit trade berdasarkan manajemen risiko adalah komponen penting dalam strategi trading yang sukses. Tujuannya adalah untuk melindungi modal Anda dan mengatur tingkat risiko yang dapat Anda terima.

Caranya adalah dengan menentukan batas toleransi risiko dan target profit Anda. Lalu konversikan hasil perhitungan dari langkah pertama ke dalam satuan pip. Untuk ini, Anda bisa memanfaatkan kalkulator forex pip. Terakhir, tetapkan hasil konversi sebagai standard ukuran trading serta target stop loss dan take profit.

 

Contoh skenario exit trade berdasarkan manajemen risiko:

Anda membuka posisi jual (short) pada saham ABC dengan harga masuk di $50 per saham. Anda telah melakukan analisis teknis dan fundamental yang mendukung penurunan harga saham ini dalam jangka pendek.

Sebagai bagian dari manajemen risiko yang baik, Anda menetapkan beberapa faktor exit trade berdasarkan manajemen risiko. Pertama, Anda menentukan level stop loss di $55 per saham, 5% di atas harga masuk. Level stop loss ini akan melindungi modal Anda jika harga saham bergerak melawan prediksi Anda.

Selain itu, Anda ingin mengambil keuntungan sebesar 10% dari posisi trading Anda. Oleh karena itu, Anda menetapkan level take profit di $45 per saham.

Beberapa minggu kemudian, harga saham ABC mencapai level stop loss di $55 per saham. Sesuai dengan manajemen risiko yang telah Anda tetapkan, Anda keluar dari posisi trading untuk membatasi kerugian Anda.

Baca juga: Pentingnya Bearish dan Bullish Untuk Posisi Entry dan Exit

Dalam contoh ini, exit trade Anda didasarkan pada manajemen risiko yang Anda terapkan. Anda menetapkan level stop loss untuk membatasi potensi kerugian dan level take profit untuk mengambil keuntungan. Meskipun harga saham tidak bergerak sesuai prediksi Anda, Anda telah membatasi kerugian Anda sesuai dengan rencana manajemen risiko yang telah Anda tentukan sebelumnya.

Ingin belajar trading Komoditi ataupun forex? Yuk, buka Jurnal TPFX sekarang dan temukan ilmu trading yang terpercaya! Jangan lupa daftar menjadi trader di sini! TPFx merupakan perusahaan broker forex terpercaya dan diawasi serta diregulasi oleh BAPPEBTI.

image-artikel

Popular Jurnal