Waspada Whipsaws dalam Trading Menggunakan EMA

Whipsaws adalah fenomena yang umum terjadi ketika menggunakan Exponential Moving Average (EMA) sebagai indikator teknis. Artikel ini akan membahas dengan lengkap tentang apa itu whipsaws, faktor penyebabnya, serta dampaknya terhadap keputusan trading. Simak ulasannya berikut ini!

Mengenal Whipsaws dalam Trading

Whipsaws adalah fenomena yang umum terjadi dalam analisis teknis dan dapat mempengaruhi keputusan trading. Faktor-faktor penyebab terjadinya whipsaws bisa beragam. Salah satu faktor utama adalah kondisi pasar yang datar atau sideways, di mana harga cenderung berfluktuasi di sekitar level yang sama tanpa adanya tren yang jelas. Fluktuasi harga yang cepat dan singkat dalam kondisi pasar seperti ini dapat menyebabkan EMA (Exponential Moving Average) atau indikator teknis lainnya memberikan sinyal palsu pembalikan harga.

Whipsaws muncul dalam grafik harga ketika harga aset bergerak naik dan turun dengan cepat dalam periode waktu singkat, menyebabkan garis Moving Average atau Exponential Moving Average (EMA) berpotongan (crossover) secara berulang-ulang. Whipsaws terjadi ketika pasar mengalami kondisi yang datar atau sideways, di mana tidak ada tren yang jelas yang dominan. Dalam kondisi seperti ini, harga cenderung berfluktuasi di sekitar garis Moving Average atau EMA dengan cepat, menyebabkan indikator ini memberikan sinyal pembalikan harga yang sering kali tidak akurat.

Ketika garis Moving Average atau EMA berpotongan di atas harga, ini menunjukkan sinyal pembalikan harga ke arah bullish (naik), dan ketika garis tersebut berpotongan di bawah harga, ini menunjukkan sinyal pembalikan harga ke arah bearish (turun). Namun, dalam kondisi pasar yang datar, harga seringkali hanya mengalami koreksi sementara sebelum kembali bergerak sesuai dengan tren aslinya. Akibatnya, sinyal pembalikan yang dihasilkan oleh whipsaws seringkali merupakan sinyal palsu yang tidak mencerminkan perubahan tren yang sebenarnya.

Selain itu, berita atau peristiwa tak terduga yang mempengaruhi pasar juga dapat menyebabkan terjadinya whipsaws. Ketika ada berita ekonomi atau geopolitik yang tiba-tiba mengguncang pasar, harga bisa mengalami pergerakan volatilitas dan tidak terduga, sehingga EMA atau indikator teknis lainnya dapat memberikan sinyal yang tidak akurat.

Selain kondisi pasar dan berita, likuiditas rendah juga bisa menjadi penyebab terjadinya whipsaws. Ketika likuiditas pasar menurun, harga bisa bergerak dengan cepat dalam jangkauan yang lebih kecil, sehingga menghasilkan fluktuasi harga yang cepat dan tidak stabil.

Perubahan kondisi fundamental atau sentimen pasar juga dapat menyebabkan terjadinya whipsaws. Misalnya, ketika pasar mengalami perubahan sentimen dari bullish menjadi bearish atau sebaliknya, harga bisa bergerak secara tak terduga dan menghasilkan sinyal palsu pembalikan harga.

Whipsaws juga bisa terjadi dalam pasar yang sangat volatil, ketika harga bergerak secara tajam dan tak terduga akibat berita atau peristiwa yang mempengaruhi pasar. Pergerakan harga yang cepat dan acak ini bisa menyebabkan garis Moving Average atau EMA berpotongan dengan frekuensi tinggi, menghasilkan sinyal yang kurang konsisten dan bisa menyesatkan para trader.

Baca juga: Catat! Ini Teknik Scalping Time Frame 15 Menit dengan EMA 20

Timeframe Untuk Menghindari Whipsaws

Memilih time frame yang cocok dengan Exponential Moving Average (EMA) dapat membantu trader menghindari whipsaws dan mendapatkan sinyal yang lebih valid. Whipsaws lebih sering terjadi pada time frame yang lebih pendek, seperti grafik 5 menit atau 15 menit, karena fluktuasi harga yang cepat dan tak menentu pada time frame tersebut.

Untuk menghindari whipsaws, trader dapat mempertimbangkan menggunakan EMA pada time frame yang lebih tinggi, seperti grafik harian, 4 jam, atau 1 jam. Time frame yang lebih tinggi cenderung memberikan gambaran yang lebih jelas tentang arah tren yang sedang berlangsung, sehingga sinyal EMA lebih dapat diandalkan.

Time frame harian biasanya cocok untuk trader yang berfokus pada analisis jangka panjang dan ingin mengidentifikasi tren utama. EMA pada time frame harian menghilangkan noise harga yang terjadi pada time frame yang lebih pendek, dan memberikan gambaran tentang arah tren secara keseluruhan.

Time frame 4 jam atau 1 jam cocok untuk trader yang lebih aktif dan ingin merespons pergerakan harga yang lebih cepat. Meskipun masih lebih pendek dari time frame harian, time frame ini cukup untuk mengurangi fluktuasi harga yang cepat dan menghindari whipsaws yang sering terjadi pada time frame yang lebih rendah.

Pilihan time frame EMA akan bergantung pada preferensi dan gaya trading masing-masing trader. Jika trader menginginkan gambaran yang lebih luas tentang arah tren, maka time frame harian atau 4 jam bisa menjadi pilihan. Namun, jika trader ingin bergerak lebih cepat dan lebih aktif, maka time frame 1 jam atau 30 menit dapat dipertimbangkan.

Penting untuk mencatat bahwa tidak ada time frame yang sempurna atau universal untuk setiap trader. Selalu uji coba dan evaluasi berbagai time frame untuk melihat mana yang paling cocok dengan strategi dan tujuan trading Anda. Fleksibilitas dalam menggunakan time frame yang berbeda dan menggabungkannya dengan analisis teknis lain akan membantu Anda menghindari whipsaws dan mengoptimalkan strategi trading Anda.

Strategi Trading EMA agar Terhindar dari Whipsaws

Strategi menggunakan Exponential Moving Average (EMA) untuk mengatasi whipsaws dapat membantu trader mengidentifikasi sinyal palsu dan mengambil keputusan trading yang lebih tepat. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan:

  1. Menggunakan Multiple EMA dengan Periode yang Berbeda: Dalam strategi ini, trader dapat menggunakan dua atau lebih EMA dengan periode yang berbeda. Misalnya, menggunakan EMA dengan periode pendek, seperti 9 atau 12, dan EMA dengan periode lebih panjang, seperti 26 atau 50. Ketika EMA dengan periode pendek berpotongan (crossover) di atas EMA dengan periode lebih panjang, ini menunjukkan adanya tren bullish yang kuat dan sinyal buy yang valid. Sebaliknya, ketika EMA dengan periode pendek berpotongan di bawah EMA dengan periode lebih panjang, ini menunjukkan adanya tren bearish yang kuat dan sinyal sell yang valid. Dengan menggunakan kombinasi EMA ini, trader dapat mengurangi kemungkinan sinyal palsu yang disebabkan oleh fluktuasi harga yang cepat.
  2. Konfirmasi Sinyal dengan Indikator Teknis Lain: Dalam strategi ini, trader dapat menggunakan EMA sebagai konfirmator sinyal dari indikator teknis lain. Misalnya, ketika EMA memberikan sinyal buy, trader dapat mencari konfirmasi dari indikator lain seperti Moving Average Convergence Divergence (MACD) atau Stochastic Oscillator. Jika kedua indikator tersebut juga memberikan sinyal buy, maka ini akan meningkatkan validitas sinyal dan mengurangi kemungkinan sinyal palsu.
  3. Menentukan Arah Tren dengan EMA: Sebagai strategi yang lebih sederhana, trader dapat menggunakan EMA untuk menentukan arah tren secara umum. Jika harga berada di atas EMA, ini menunjukkan tren bullish, dan jika harga berada di bawah EMA, ini menunjukkan tren bearish. Dengan mengetahui arah tren secara keseluruhan, trader dapat memastikan untuk hanya mengambil posisi yang sejalan dengan tren tersebut dan menghindari whipsaws yang bisa terjadi ketika harga berfluktuasi dalam kondisi pasar yang datar (sideways).

Whipsaws dapat terjadi karena fluktuasi harga yang cepat dan tak terduga serta dapat terjadi kapan saja. Oleh karena itu, disiplin dalam mengikuti rencana trading dan mengelola risiko secara bijaksana tetap menjadi kunci kesuksesan dalam trading dengan EMA maupun indikator teknis lainnya.

Baca juga: 6 Tips Penting Cara Menghindari False Signal Golden Cross dan Cara Tradingnya!

Bahayakah Adanya Whipsaws dalam Grafik?

Tentu saja berbahaya! Kerugian utama yang timbul akibat adanya whipsaws dalam trading adalah dampak negatifnya terhadap keputusan trading. Whipsaws adalah sinyal palsu yang muncul ketika harga berfluktuasi cepat dalam periode waktu singkat, mengakibatkan garis Moving Average atau indikator teknis lainnya berpotongan secara sering dan tak menentu. Trader yang mengandalkan sinyal ini dapat terjebak dalam mengambil posisi yang salah, berdasarkan sinyal yang sebenarnya tidak akurat.

Ketika whipsaws terjadi, trader bisa mengalami kerugian yang tidak diinginkan, karena posisi yang dibuka berdasarkan sinyal palsu seringkali berakhir dengan stop loss yang kena atau hasil trading yang negatif. Selain itu, sinyal palsu juga dapat menyebabkan trader melewatkan peluang trading yang sebenarnya menguntungkan, karena ragu-ragu dalam mengambil posisi.

Efek psikologis juga bisa menjadi kerugian akibat whipsaws. Whipsaws bisa membuat trader merasa frustasi dan kehilangan kepercayaan pada strategi trading yang digunakan. Trader dapat menjadi ragu-ragu dalam mengambil keputusan trading, takut untuk membuka posisi baru karena khawatir mendapatkan sinyal palsu lagi.

Ingin belajar trading Komoditi ataupun forex? Yuk, buka Jurnal TPFX sekarang dan temukan ilmu trading yang terpercaya! Jangan lupa daftar menjadi trader di sini! TPFx merupakan perusahaan broker forex terpercaya dan diawasi serta diregulasi oleh BAPPEBTI.

image-artikel

Popular Jurnal